Jumat, 27 Juli 2012

Attitude Baik Atau Buruk

    Pendidikan merupakan proses pembelajaran dalam bentuk Attitude yang dilakukan untuk mencetak atau merubah cara pandang dan berpikir manusia. Akan tetapi masyarakat banyak beranggapan jika pendidikan itu hanya dilakukan di sekolah-sekolah saja. Pada hal salah, justru pendidikan yang berhasil untuk membentuk cara pandang dan berpikir manusia yang baik berada di lingkungannya (keluarga).

      Seorang anak memiliki Attitude yang baik, bisa dipastikan sekitar 90% berasal dari keluarga yang harmonis dan sangat memperhatikan keluarganya. Hal ini jangan langsung di jastifikasi kalau orang kaya, punya kedudukan, dan jabatan tinggi. Pasti anaknya memiliki attitude yang baik, Justru anak-anak mereka yang attitudenya sangat jelek.


Ada lima hal yang bisa menciptakan attitude seseorang anak menjadi baik atau buruk. Mari kita perhatikan;


1. Anak mulai bayi diberi susu formula. Apapun alasannya salah, sebab dokter anak dan ahli gizi manapun mengatakan susu yang baik adalah susu Ibu. Karena Nutrisi dan asupan gizi sesuai dengan kebutuhan anak, sebab anak tersebut ANAK MANUSIA bukan Anak Sapi. Artinya susu formula cocoknya buat sapi, meski ada susu formula yang bagus tapi masih bagus ASI. Tidak heran jika ada orang bilang anak itu sulit diatur. Kenapa? karena dia minum susu sapi (susu formula) tidak heran jika tingkahnya seperti sapi. Selain itu seorang ibu tidak bisa memberikan kasih sayang secara langsung pada saat menyusui. Artinya secara Fisikologis tidak ada kedekatan antara RUH anak dan ibunya.


2. Anak diasuhkan ke orang lain, baik itu baby sister, pembantu, ataupun Neneknya. Akibatnya anak itu cenderung meniru karakter pengasuhnya dan cenderung lebih menurut pengasuhnya dari pada orang tuanya sendiri. Hal ini terjadi karenan mental anak sudah kita rusak tanpa kita sadari. Sebab anak tersebut merasa dibuang oleh orang tuanya, tidak ada kasih sayang ke mereka. Ini pikiran yang ada di otak anak itu. Apa lagi kita kurang komunikasi dengan mereka, bahkan jika ada anak rewel atau manja kita langsung berteriak Bik... Nek... anaknya nangis!  minta apa itu. Coba kita bayangkan, perhatikan dan rasakan jika hal itu terjadi pada para orang tua.


3. Masalah orang tua sering di keluhkan, bahkan pertengkaran baik secara lesan ataupun dengan kekerasan dilakukan di depan anak. Berarti orang tua telah memberikan pembelajaran ke anak, suatu karekter yang merusak. “Menurut para ahli psikologi, usia menyerap anak pada ’usia keemasan’, yakni sampai enam tahun mencapai 70-80 persen anak pada usia ini dapat mengingat dan merekam daam memori meraka jutaan peristiwa yang dialaminya dan pada waktu inilah anak efektif dibina dengan cara sikap atau teladan orangtua, bukan hanya sekadar perintah atau bicara, jadi ibu-ibu jangan merusak kecerdasan dan mental anak kita akibat kesalahan kita sendiri.


4. Anak hanya diajarkan bagaimana belajar dengan baik dan menjadi orang sukses serta jadi orang kaya. Akan tetapi tidak pernah diajarkan agama, tata cara beribadah dan Ketaquitan. Apa itu penting? jawabannya iya. Bisa kita lihat orang Ateis yang tidak mengenal Tuhan. Dia hanya berpikir untuk dirinya sendiri dan cenderung brutal, radikal bahkan Korup, lihat amerika, Uni-soviet, China, dan Korea. Sebab tidak ada dibenaknya kehidupan ataupun peradilan setelah mati. Artinya jika orang tuanya kaya dia berpikir bagaimana caranya dapat warisan jika perlu orang tuanya cepat mati, bahkan orang tuanya ditaruh dipanti jompo tanpa susah payah dia merawatnya. Jika ada orang tua berpikir anaknya bisa berbakti, perhatian dan baik Akhlaq-nya tanpa unsur Agama yang ditanamkan sejak kecil, jangan berharap.


5. Orang tua memberi makan keluarganya dari Rizki Haram. Jangan diharap ada keharmonisan di keluarga itu. Kita ambil contoh kelurga yang diberi makan dari hasil korupsi. Mental anak itu bagaimana? kalau makanan yang selama ia makan berasal dari uang haram. Dia akan malu, tidak percaya diri dan bisa frustasi, jika masyarakat dan temanya tahu kalau kekayaan orang tuanya berasal dari korup. Lebih parah lagi jika pikiran anak itu mengikuti jejak orang tuanya, karena sudah terbiasa dan terlanjur selalu makan-makanan haram. Kita perhatikan pejabat yang korup. keluarganya bagaimana, attitude anak-anaknya dan kehidupan dia sendiri bagaimana?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar